Kelompok 1 (Irchas Eko, Ermaliani, Nenny Sandy, Miska Khairia, Ade verientic) Pada slide interpretasi diketahui "tidak ada hubungan antara adanya faktor genetik dengan terjadinya obesitas,Tetapi mungkin diperlukan sampel yang lebih besar untuk mendeteksi hubungan antara kedua faktor tersebut" Apakah dengan sampel yang lebih besar bisa menunjukkan adanya hubungan antara faktor genetik dengan obesitas ?
Kelompok 3 (Dwi Okta Redy, Surakhmi Oktavia, Rista Rikasi, Mariyah A.M, Tri Destiani)
Pertanyaan : 1. Mengapa Anda menggunakan Uji Fisher? 2. Mengapa significancy yang digunakan yaitu sign (2-sided), dan apa perbedaan (1-sided) dengan (2-sided)?
Kelompok 6 (Eva Majliana, Fenni Triana, Jerry Agustan, Memy Sagita, Rahayu Hasti Komariah)
Pertanyaan: Data yang seperti apa yang cocok menggunakan uji fisher excact ? kemudian apakah pengujian secara fisher excact hanya tergantung dengan jumlah sampel yang sedikit ?
Assalamualaikum... selamat pagi... baiklah terima kasih ats semua pertanyaan yang luar biasa dari Anda –Anda/ masing –masing kelompok disini saya Nur Hidayah perwakilan dari kelompok 2 (MANTO, NUR HIDAYAH, NUR INZANA, ADE NURMAYANTI, HANIS KARUNIAWATI) akan mencoba menjawab pertanyaan kalian 1. Kelompok 1 : setiap variabel yang kita uji atau kita bandingkan tentu saja tidak memaksakan harus ada hubungan, banyak hal-hal yang bisa mempengaruhi hasil uji apakah bisa menerima atau menolak Ho. Jumlah sampel yang sedikit dan kasus/kejadian yang kita inginkan (ditemui) bisa saja sedikit sehingga terkadang hubungan antara keduanya tidak ada. Sehingga salah saatu alternatif nya adalah penambahan/ membutuhakan sampel yang lebih besar dalam menguji hipotesis. itulah pentingnya perhitungan sampel yang dibutuhkan untuk melakukan suatu uji. namun bisa juga ditemukan bahwa jumlah sampel yang besar bisa saja tidak kita temukan hubungan, sehingga tidak bisa dipaksakan. adapun hal-hal yang bisa/ mungkin mempengaruhi tidak adanya hubungan antara lain sampel terlalu sedikit, kesalahan entry, ada data yang missing, kesalahan penterjemahan DO (definisi operasional) dan bisa saja karena kesalahan dari peneliti dalam mengolah data pada SPSS.
2. Kelompok 7: baiklah coba anda lihat variabel yang kami gunakan (genetik dan obesitas) keduanya berupa data kategorik dengan skala nominal dan bukan data ordinal (tingkatan), ini mengindikasikan kita harus melakukan uji chi-square. Lihat juga syarat uji chi square yakni tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction. Jika tidak terpenuhi maka kita lakukan uji alternatifnya yakni UJI FISHER. pada hasil ouput anda bisa melihat bahwa Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 25,21,2,6 sedangkan nilai expected nya masing-masing 23,23,4, dan 4. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak layak untuk diuji dengan Chi-square karena ada sel yang nilai expectednya kurang dari 5 yaitu sebanyak 50% (sel c dan d). Maka kita lakukan UJI FISHER dalam hal ini. kenapa harus pada fisher exact untuk hasil pvalue? Untuk melihat p value pada uji FISHER yang kita ambil adalah nilai pada FISHER EXACT TEST. Bukan pada continuity atau pearson chi-square seperti yang saya jelaskan di atas sebelumnya.
3. Kelompok 3: hampir sama dengan kelompok 7, coba anda lihat variabel yang kami gunakan (genetik dan obesitas) keduanya berupa data kategorik dengan skala nominal dan bukan data ordinal (tingkatan), ini mengindikasikan kita harus melakukan uji chi-square. Lihat juga syarat uji chi square yakni tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction. Jika tidak terpenuhi maka kita lakukan uji alternatifnya yakni UJI FISHER. pada hasil ouput anda bisa melihat bahwa Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 25,21,2,6 sedangkan nilai expected nya masing-masing 23,23,4, dan 4. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak layak untuk diuji dengan Chi-square karena ada sel yang nilai expectednya kurang dari 5 yaitu sebanyak 50% (sel c dan d). Maka kita lakukan UJI FISHER dalam hal ini. kenapa harus pada fisher exact untuk hasil pvalue? Untuk melihat p value pada uji FISHER yang kita ambil adalah nilai pada FISHER EXACT TEST. karena kita ingin mengetahui hubungan antara keduanya (dua sisi) antara faktor genetik dan obesitas maka kita ambil nilai pada FISHER EXACT TEST pada nilai 2-Sided (2-tail), one tail hanya untuk mengetahui satu sisi saja (mau yang variabel faktor genetik atau kejadian obesitasnya saja) dan tidak melihat hubungan keduanya.
4. Kelompok 6 data yang cocok untuk UJI FISHER adalah berupa data kategorik dan data kategorik yang tidak memenuhi syarat uji chi-square. Lihat syarat uji chi-square (tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction), seperti yang saya jelaskan sebelumnya kita tahu bahwa setiap variabel yang kita uji tidak bisa selalu ada hubungan, namun terkadang dilapangan sampel yang sedikit dan kasus yang ditemui cenderung sedikit sehingga kita tidak bisa menemukan hubungan keduanya. sampel yang terlalu sedikit dan tidak menemukan hubungan, bisa diberi salah satu solusinya/ penyebabnya yakni jumlah sampel yang terlalu sedikit. Diharapkan dengan dengan jumlah sampel yang besar dapat menemukan hubungan antar variabel yang kita uji.
5. Kelompok 8 Tidak selalu, anda bisa melihat tabel/ teori sebelumnya. uji chi square dilakukan pada variabel kategorik dan kategorik, variabel kategorik bisa berupa skala nominal dan ordinal, sedangkan data numerik (interval dan rasio). tapi dalam melakukan uji chi-square ada beberapa syarat seperti yang saya jelaskan yakni tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction. jika tidak memenuhi syarat kita dapat melakukan uji alternatifnya yakni UJI-FISHER, namun ada pula beberapa opsi jika tidak terpenuhi yakni kolmogorov smirnov dan penggabungan sel. terima kasih semuanya...semoga bermanfaat dan menjawab semua pertanyaan ...:)
pada hasil output spss terdapat tulisan di bawah kotak chi square test mengenai jumlah sel dan nilai expected yang bisa menyatakan data tersebut normal atau tidak, yang ingin ditnyakan adalah perbedaan dari uji normalitas dan hasil output data tersebut? serta adakah perbedaan hasil output data tabel crosstab dan nilai yang tertera di bwah tabel chi square test?
terima kasih kak atas pertanyaannya sebelumnya kami menjelaskan bahwa materi ini kita membahas mengenai FISHER EXACT test. :) nilai expected dalam uji chi square dijadikan salah satu syarat yakni nilai expected maximal 20% namun pada data ini didapatkan bahwa nilai expected sebanyak 50% (sel c dan sel d) dengan nilai minimum 4,00, inlah yang menyebabkan kita mengambil nilai Fisher pada sig (2-tailed) pada olah data ini kita tidak perlu melakukan uji normalitas....:)
Kel 2 UJI-FISHER Asalamualaikum wr..wb.. Kami dari kelompok 5: • Sarnita • Mario Sandro • Ria Safitri • Moga Aryo Wicaksono • Larasati Ingin sedikit bertanya kepada kelompok kalian….. Setelah kami melihat interpretasi kelompok kalian, kami masih binggung bagaimana cara kalian membuatanya, tolong jelaskan langkah-langkah dalam membuat interpretasi kelompok anda… Terima kasih…
Ini merupakan buku yang mengcover semua isi mengenai materi yang ada di blog ini. Buku ini berjudul "Managemen dan Analisa Data Kesehatan". Sebuah literatur ilmiah yang dapat teman-teman jadikan referensi dalam memahami materi terkait statistik dan aplikasi SPSS dalam bidang kesehatan. Ini merupakan buku pertama yang saya buat yang diterbitkan oleh penerbit "Nuha Medika" Yogyakarta pada tahun 2011. Buku ini bisa didapatkan di toko buku terdekat seperti Gramedia dan yang lainnya.
Video E-Learning
Kementerian Kesehatan RI
Badan Pusat Statistik
Website Universitas Sriwijaya
Website FKM Unsri
Website Metode Epidemiologi
Viewer
Work Place
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya Gedung Dr. A.I. Mutholib, MPH - Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662 Jl.Palembang Prabumulih Km.32 Indralaya Sumatera Selatan - Indonesia
10 komentar:
Kelompok 1 (Irchas Eko, Ermaliani, Nenny Sandy, Miska Khairia, Ade verientic)
Pada slide interpretasi diketahui "tidak ada hubungan antara adanya faktor genetik dengan terjadinya obesitas,Tetapi mungkin diperlukan sampel yang lebih besar untuk mendeteksi hubungan antara kedua faktor tersebut"
Apakah dengan sampel yang lebih besar bisa menunjukkan adanya hubungan antara faktor genetik dengan obesitas ?
Kelompok 7 (Eka mujiati, Fitri Yulianti, furqon Tri F, Okta Rostalia )
pertanyaan :
mengapa nilai p-value yang dimbil ada pada fisher exact? bukan pada continuity correction atau pearson chi square?
Kelompok 3
(Dwi Okta Redy, Surakhmi Oktavia, Rista Rikasi, Mariyah A.M, Tri Destiani)
Pertanyaan :
1. Mengapa Anda menggunakan Uji Fisher?
2. Mengapa significancy yang digunakan yaitu sign (2-sided), dan apa perbedaan (1-sided) dengan (2-sided)?
Terima kasih
Kelompok 6 (Eva Majliana, Fenni Triana, Jerry Agustan, Memy Sagita, Rahayu Hasti Komariah)
Pertanyaan:
Data yang seperti apa yang cocok menggunakan uji fisher excact ? kemudian apakah pengujian secara fisher excact hanya tergantung dengan jumlah sampel yang sedikit ?
Kelompok 8 (Ana Fauziah, Gita Arista dan herim Fitriyani)
Pertanyaan:
Pada uji Fisher, apakah skala ukur dari variabel dependen dan independennya harus selalu berupa skalan nominal?
Assalamualaikum...
selamat pagi...
baiklah terima kasih ats semua pertanyaan yang luar biasa dari Anda –Anda/ masing –masing kelompok
disini saya Nur Hidayah perwakilan dari kelompok 2 (MANTO, NUR HIDAYAH, NUR INZANA, ADE NURMAYANTI, HANIS KARUNIAWATI) akan mencoba menjawab pertanyaan kalian
1. Kelompok 1 : setiap variabel yang kita uji atau kita bandingkan tentu saja tidak memaksakan harus ada hubungan, banyak hal-hal yang bisa mempengaruhi hasil uji apakah bisa menerima atau menolak Ho. Jumlah sampel yang sedikit dan kasus/kejadian yang kita inginkan (ditemui) bisa saja sedikit sehingga terkadang hubungan antara keduanya tidak ada. Sehingga salah saatu alternatif nya adalah penambahan/ membutuhakan sampel yang lebih besar dalam menguji hipotesis.
itulah pentingnya perhitungan sampel yang dibutuhkan untuk melakukan suatu uji.
namun bisa juga ditemukan bahwa jumlah sampel yang besar bisa saja tidak kita temukan hubungan, sehingga tidak bisa dipaksakan.
adapun hal-hal yang bisa/ mungkin mempengaruhi tidak adanya hubungan antara lain sampel terlalu sedikit, kesalahan entry, ada data yang missing, kesalahan penterjemahan DO (definisi operasional) dan bisa saja karena kesalahan dari peneliti dalam mengolah data pada SPSS.
2. Kelompok 7:
baiklah coba anda lihat variabel yang kami gunakan (genetik dan obesitas) keduanya berupa data kategorik dengan skala nominal dan bukan data ordinal (tingkatan), ini mengindikasikan kita harus melakukan uji chi-square. Lihat juga syarat uji chi square yakni tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction. Jika tidak terpenuhi maka kita lakukan uji alternatifnya yakni UJI FISHER.
pada hasil ouput anda bisa melihat bahwa Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 25,21,2,6 sedangkan nilai expected nya masing-masing 23,23,4, dan 4. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak layak untuk diuji dengan Chi-square karena ada sel yang nilai expectednya kurang dari 5 yaitu sebanyak 50% (sel c dan d). Maka kita lakukan UJI FISHER dalam hal ini.
kenapa harus pada fisher exact untuk hasil pvalue? Untuk melihat p value pada uji FISHER yang kita ambil adalah nilai pada FISHER EXACT TEST. Bukan pada continuity atau pearson chi-square seperti yang saya jelaskan di atas sebelumnya.
sambungan jawaban dari kelompok 2
3. Kelompok 3:
hampir sama dengan kelompok 7,
coba anda lihat variabel yang kami gunakan (genetik dan obesitas) keduanya berupa data kategorik dengan skala nominal dan bukan data ordinal (tingkatan), ini mengindikasikan kita harus melakukan uji chi-square. Lihat juga syarat uji chi square yakni tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction. Jika tidak terpenuhi maka kita lakukan uji alternatifnya yakni UJI FISHER.
pada hasil ouput anda bisa melihat bahwa Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 25,21,2,6 sedangkan nilai expected nya masing-masing 23,23,4, dan 4. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak layak untuk diuji dengan Chi-square karena ada sel yang nilai expectednya kurang dari 5 yaitu sebanyak 50% (sel c dan d). Maka kita lakukan UJI FISHER dalam hal ini.
kenapa harus pada fisher exact untuk hasil pvalue? Untuk melihat p value pada uji FISHER yang kita ambil adalah nilai pada FISHER EXACT TEST.
karena kita ingin mengetahui hubungan antara keduanya (dua sisi) antara faktor genetik dan obesitas maka kita ambil nilai pada FISHER EXACT TEST pada nilai 2-Sided (2-tail),
one tail hanya untuk mengetahui satu sisi saja (mau yang variabel faktor genetik atau kejadian obesitasnya saja) dan tidak melihat hubungan keduanya.
4. Kelompok 6
data yang cocok untuk UJI FISHER adalah berupa data kategorik dan data kategorik yang tidak memenuhi syarat uji chi-square. Lihat syarat uji chi-square (tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction),
seperti yang saya jelaskan sebelumnya kita tahu bahwa setiap variabel yang kita uji tidak bisa selalu ada hubungan, namun terkadang dilapangan sampel yang sedikit dan kasus yang ditemui cenderung sedikit sehingga kita tidak bisa menemukan hubungan keduanya.
sampel yang terlalu sedikit dan tidak menemukan hubungan, bisa diberi salah satu solusinya/ penyebabnya yakni jumlah sampel yang terlalu sedikit. Diharapkan dengan dengan jumlah sampel yang besar dapat menemukan hubungan antar variabel yang kita uji.
5. Kelompok 8
Tidak selalu, anda bisa melihat tabel/ teori sebelumnya.
uji chi square dilakukan pada variabel kategorik dan kategorik, variabel kategorik bisa berupa skala nominal dan ordinal, sedangkan data numerik (interval dan rasio).
tapi dalam melakukan uji chi-square ada beberapa syarat seperti yang saya jelaskan yakni tidak ada sel yang nilai observednya nol, sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel maka untuk nilai ujinya adalah continuity correction.
jika tidak memenuhi syarat kita dapat melakukan uji alternatifnya yakni UJI-FISHER,
namun ada pula beberapa opsi jika tidak terpenuhi yakni kolmogorov smirnov dan penggabungan sel.
terima kasih semuanya...semoga bermanfaat dan menjawab semua pertanyaan ...:)
Kami dari kelompok 4
pada hasil output spss terdapat tulisan di bawah kotak chi square test mengenai jumlah sel dan nilai expected yang bisa menyatakan data tersebut normal atau tidak, yang ingin ditnyakan adalah perbedaan dari uji normalitas dan hasil output data tersebut? serta adakah perbedaan hasil output data tabel crosstab dan nilai yang tertera di bwah tabel chi square test?
terima kasih... mohon dijelaskan
terima kasih kak atas pertanyaannya
sebelumnya kami menjelaskan bahwa materi ini kita membahas mengenai FISHER EXACT test.
:)
nilai expected dalam uji chi square dijadikan salah satu syarat yakni nilai expected maximal 20% namun pada data ini didapatkan bahwa nilai expected sebanyak 50% (sel c dan sel d) dengan nilai minimum 4,00, inlah yang menyebabkan kita mengambil nilai Fisher pada sig (2-tailed)
pada olah data ini kita tidak perlu melakukan uji normalitas....:)
Kel 2 UJI-FISHER
Asalamualaikum wr..wb..
Kami dari kelompok 5:
• Sarnita
• Mario Sandro
• Ria Safitri
• Moga Aryo Wicaksono
• Larasati
Ingin sedikit bertanya kepada kelompok kalian…..
Setelah kami melihat interpretasi kelompok kalian, kami masih binggung bagaimana cara kalian membuatanya, tolong jelaskan langkah-langkah dalam membuat interpretasi kelompok anda…
Terima kasih…
Posting Komentar